Sudah Diet Berat Badan Tidak Turun? Penyebabnya
Mungkin sebagian sahabat sekalian telah megalami, sudah diet berat badan tidak turun kondisi dimana berat badan cendrung tidak ada perubahan berarti dalam waktu yang cukup lama walaupun sudah mengurangi kalori harian, dan meningkatkan aktivitas fisik seperti berolahraga malah sebaliknya berat badan naik. Kenapa hal ini bisa terjadi?
Bukankah dengan mengacu pada perhitungaan kalori maka berat badan tetap akan turun dalam kurun waktu pasti? Kalkulasi sederhana tersebut tidak berlaku untuk tubuh manusia yang memiliki fungsi cukup rumit dan dipengaruhi oleh banyak faktor. Salah satunya adalah sistem endoktrin yang beradaptasi dengan mengatur hormon untuk menjaga keseimbangan pada tubuh. Reaksi tubuh terhadap defisit kalori dalam jangka panjang adalah berusaha mempertahankan Keseimbangannya melalui mekanisme kompensasi salah satunya dengan menurunkan produksi hormon tiroid yang berperan dalam mengatur metabolisme tubuh untuk meningkatkan nafsu makan.
Berikut
ini adalah beberapa penyebab hal kenapa hal tersebut bisa terjadi antara lain :
1. Adaptive thermogenesis
Penguranggan kalori akan menyebabkan metabolisme
menyesuaikan tubuh terhadap perubahan
yang terjadi, kondisi ini disebut adaptive
thermogenesis yang populernya disebut dengan survival mode, Mengapa? Karna
respons tubuh yang bagus membantu menolong
manusia disaat krisis sumber makanan tidak tersedia. Tetapi pada masa
sekarang merupakan mimpi buruk bagi mereka yang berusaha menurunkan berat
badan.
‟ Menurunnya metabolisme otomatis
membuat kebutuhan kalori harian juga ikut menurun sehingga tubuh membutuhkan asupan
makanan lebih sedikit untuk bertahan hidup ”.
Dengan
kondisi tubuh yang
hanya membutuhkan sedikit
makanan, makan dengan jumlah kalori yang sama besarnya seperti sebelum memulai
diet pun sudah berpotensi menyebabkan surplus kalori.
Adaptive
Thermogenesis pasti dialami oleh orang yang melakukan program diet untuk menurunkan
berat badan sekalipun penguranggan kalori hariannya sudah dirancang tidak besar.
Ini karena penurunan berat badan tetap akan memiliki efek samping terhadap metabolisme tubuh.
2. Faktor Hormon
2.1. Hormon Leptin
Salah
satu fungsi hormon ini adalah sebagai mengirim sinyal ke otak untuk menandakan bahwa
tubuh sudah mendapat cukup makanan dan membantu untuk meredam nafsu makan. Pada
kondisi normal hormon, tentunya bagus karena memastikan agar tubuh berada di kondisi
yang optimal. Permasalahan muncul apabila hormon leptin tidak berfungsi
sebagaimana mestinya atau malfungsi.
Orang
yang mengalami obesitas memiliki kadar hormon leptin yang tinggi
karena hormon ini diproduksi oleh sel lemak.
‟ Suatu hal yang menjadi permasalahan
adalah orang yang mengalami obesitas juga
menderita resistensi leptin, yaitu kondisi dimana tubuh tidak mampu menyampaikan
sinyal kenyang ke otak dengan baik ”.
Karena
gangguan komunikasi ini, mereka yang obesitas secara tidak sadar akan terus
menerus mengkonsumsi makanan karena otak menganggap bahwa tubuh masih membutuhkan
makanan. Malfungsi hormon leptin juga menyebabkan nafsu makan bertambah besar sehingga
sel lemak terus membesar. Ini juga merupakan
salah satu penyebab mengapa banyak orang yang gagal dalam berdiet.
2.2. Hormon ghrelin
Hormon
ini berfungsi untuk seberapa besar nafsu
makan kita. Studi menunjukkan orang
yang telah berhasil
menurunkan berat badan secara signifikan
memiliki kadar ghrelin yang tinggi sehingga nafsu makan akan sulit dikontrol.
Perubahan badan secara cepat akan
mengakibatkan kadar ghrelin yang cukup tinggi sehingga mengakibatkan nafsu
makan sulit dikendalikan
Melakukan
diet ekstrim tidak membantu dalam menurunkan lemak tubuh karena akan lebih banyak
menyusutkan massa otot dan mengganggu regulasi hormon. Jika kita tidak memperbaiki sinyal antara sel lemak terhadap
otak akibatnya adalah nafsu makan tetap besar walaupun tubuh sudah kurus.
3. Retensi Air
Penurunan
berat badan yang drastis pada awal memulai diet sebagian besarnya adalah berat
air di badan.
‟ Karbohidrat yang disimpan tubuh dalam
bentuk glikogen memiliki efek mengikat air dan setiap 1 gram akan mengikat sebesar
3 mililiter air. Selain karbohidrat, sodium yang terkandung di garam atau
pada makanan juga
memicu retensi air
di tubuh apalagi
jika dikonsumsi berlebihan ”.
Ini sebabnya
mengapa disaat seseorang
mengurangi karbohidrat dan membatasi makanan yang asin berat badannya
turun relatif banyak. Selain karbohidrat dan sodium, perubahan hormon seperti saat menstruasi dan inflamasi juga
memicu retensi air.
Retensi air
merupakan penyebab berat
badan naik dan
turun dalam hitungan
jam, contohnya setelah makan
malam yang tinggi karbohidrat atau
tinggi sodium dan keesokan
paginya saat menimbang berat badan tiba-tiba mengalami kenaikin 2-3 kg. Selama
tidak makan melebihi kebutuhan harian, yang terjadi hanya tambahan berat badan
akibat retensi air. Retensi
air akan turun
dalam beberapa waktu
dengan membatasi asupan
sodium, berolahraga, banyak minum air, atau mengkonsumsi makanan
yang memiliki efek
diuretik untuk membantu membuang
kelebihan sodium di tubuh. Jadi sebaiknya jangan cepat panik dan langsung menyalahkan tubuh kenapa
gampang gemuk karena fluktuasi berat badan
adalah hal yang wajar.
4. Faktor Psikologis
& Stress
Faktor psikologis
juga memberi dampak
yang besar terhadap
proses penurunan berat
badan. Contoh pemikiran negatif yang berpotensi menghambat adalah
seperti: menurunkan berat badan itu susah, nanti beratnya juga bakal naik
kembali, memang sudah keturunan gen gemuk, saya tidak pantas kurus,
dst.
kebanyakan orang hanya mencari solusi instan
untuk mengatasi masalahnya sehingga menimbulkan mental yang tidak siap untuk
berusaha memperbaiki kebiasaan dan gaya hidup dalam jangka panjang.
Stress
merupakan stimulus yang dikirimkan ke otak dan kemudian otak akan mengirimkan
sinyal ke tubuh untuk meningkatkan nafsu makan. Hasilnya, kecenderungan untuk
mengonsumsi makanan akan mengalami peningkatan
Sangat
disarankan untuk tetap berpikiran positif
dan optimis serta belajar untuk mensyukuri setiap proses atau pencapaian
yang diperoleh walaupun kecil.
5. Faktor Gaya Hidup
Untuk
mempertahankan berat badan yang ideal tentunya dibutuhkan perubahan gaya hidup
dan pola makan yang baik dalam jangka panjang. Dengan melakukan konsep jangka
pendek seperti on diet dan off diet hanya
akan menyebabkan berat badan naik
turun secara tidak teratur sehingga berpotensi mengalami sindrom yoyo dimana berat badan
gampang mengalami kenaikan dan penurunan berat badan secara drastis sehingga
sangat berbahaya untuk kesehatan dan juga penampilan fisik. Ini karena penurunan berat badan tetap akan memiliki efek samping terhadap metabolisme tubuh.
Gaya hidup yang serba mudah dan
berkurangnya aktivitas fisik memiliki andil besar mengapa semakin banyak orang
mengalami kegemukan banyaknya cabang restoran cepat saji, perilaku konsumtif
juga merupakan kontributor utama permasalahan ini besar.
Nah
dari uraian saya diatas, silahkan Anda introfeksi diri kemungkinan salah satu
penyebab utama diet gagal. Terima kasih telah membaca artikel Sudah Diet Berat Badan Tidak Turun? Penyebabnya.
Semoga bermanfaat
0 Response to "Sudah Diet Berat Badan Tidak Turun? Penyebabnya"
Posting Komentar